Jumat, 08 November 2013

kabar dari peri hujan

ditengah keheningan malam,
peri hujan datang menyampaikan sebuah kabar.
lewat untaian nada mereka sampaikan kabar itu,
kabar tentang tanah kelahiranku.
untaian nada yang mereka lantunkan,
mampu menentramkan hati ini,
menjawab kerinduan akan tanah kelahiran,
tanah yang selalu ramai oleh suara peri-peri hujan.

peri hujan mengantarkanku pada lamunan panjang malam itu.
kututup mata dan mencoba menikmati nada yang ada,
sepertinya aku bisa menikmati nada itu.
aku membayangkan diriku berada di tempat yang berbeda,
menginjakkan kaki di tanah kelahiran.
di sebuah rumah dengan jendela yang besar,
aku duduk menatap pemandangan di luar.
bersama secangkir kopi sebagai penghangat,
aku tersenyum melihat peri hujan bermain di luar sana.

mereka datang untuk menghiburku,
menghapus semua tangis dan mengajakku untuk tersenyum.
mereka tertawa tanpa beban,
mereka membisikkan kata-kata di telingaku:
"tetesan ini adalah anugerah"
sontak aku tersenyum lebar dan menarik nafas lega.

tapi sayang, mereka tak bisa bermain terlalu lama,
ada mentari yang mengantri setelahnya.
peri hujan itu pun kembali ke atas awan,
menyiapkan butiran-butiran air untuk kabar selanjutnya.

ketika hujan reda,
aku kembali tersadar dari lamunan panjang itu,
kini aku berada di tempat yang sebenarnya,
menyambut pagi yang tenang di tempat yang baru.
setiap malam, aku selalu menanti kedatangan mereka,
peri-peri hujan yang akan membawaku kembali,
menikmati lamunan panjang seolah aku sedang berada di tanah kelahiran.
terima kasih peri hujan,
akan ku tunggu kabar selanjutnya :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar