Rabu, 18 Desember 2013

Layaknya Daun yang Berguguran

Teruntuk Ibu dan Kakakku tersayang, tulisan ini aku persembahkan untuk kalian, orang yang aku sayangi dalam hidupku. (18 Desember 2013)

 
                 
                  Daun pun sama seperti kita, mereka hidup dan nanti mereka pun akan mati.

Hidup memang tak selamanya akan indah, banyak masalah yang menanti untuk membuat kita goyah. Masalah itu terkadang datang bertubi-tubi dan menerjang kebahagiaan yang baru saja singgah dalam kehidupan kita. Jika boleh berandai-andai, pasti semua dari kita menginginkan kehidupan yang bahagia, namun apa yang bisa kita perbuat? apapun upaya kita, masalah itu pasti tetap ada. 

Izinkan aku untuk mengumpamakan masalah dalam kehidupan ini layaknya daun yang senantiasa bergelantungan di pepohonan yang kokoh. Dan diri kita ibarat pohon yang kokoh tersebut, yang selalu berdiri tegap dan tegar meskipun banyak daun yang bergelantungan.

Daun itu sama seperti manusia, mereka pun merasakan kejenuhan. Untuk itu, tak selamanya mereka akan bertahan di pepohonan itu. Ketika masa itu datang, mereka akan gugur satu per satu dan meninggalkan pohon tadi dengan harapan akan ada daun baru yang bermunculan.  

Yakinlah, ada masa dimana daun-daun itu akan mati dan jatuh dari tempatnya bergantung.  Masalah pun begitu! mereka akan berlalu seiring berjalannya waktu. Nikmati saja!

Masalah yang kita hadapi terkadang membuat kita menyerah dengan keadaan, hanya bisa pasrah dan menanti uluran tangan Tuhan. Jangan pernah berfikir untuk menyerah dengan masalah yang ada karena kita adalah pohon yang kokoh. Tetaplah bersemangat menjalani hari-hari selanjutnya. Tersenyumlah dengan masalah-masalah yang ada, karena semua bisa diselesaikan.

ketika kita sakit, ada masa dimana kita akan sembuh. 
ketika kita bertengkar, ada masa dimana kita akan kembali berdamai.
ketika kita terpisah, ada masa dimana kita akan kembali dipertemukan.

Semua masalah yang kita hadapi saat ini pasti ada jalan keluarnya. Kita akan selalu bergandengan tangan dan menyelesaikan semuanya bersama-sama. Biarkan daun itu gugur dan sambutlah kehidupan yang lebih baik nantinya. :)  



Kamis, 12 Desember 2013

Mereka Sebut Aku Durhaka

   Arrrggh! Desa ini memang begitu menenangkan, tapi lambat laun semua pasti akan berubah. Jika aku boleh berharap, aku ingin sekali tak ada yang berubah dari desa ini. Sayang, perubahan itu kini semakin merasuki desa yang aku banggakan melahap satu persatu ketenangan yang ada dan hanya menyisakan sebuah cerita masa lampau. Tak mungkin aku bisa bertahan di tengah kondisi ini.

   Di desa ini aku tumbuh menjadi seorang remaja yang penuh mimpi dan ambisi. Tak ada yang mampu melawan setiap ambisi yang aku miliki. Mungkin banyak orang yang menyebut ambisiku ini sebagai afiliasi dari keegoisanku tapi aku tak pernah memperdulikan setiap celotehan yang aku anggap hanya sebuah kicauan semata yang hilang terbawa angin.

   Ambisi itulah yang kini merasuki setiap tekad yang ada di dalam relung hatiku yang kini rasanya semakin mengeras, menggerogoti setiap pikiran yang berkelebat di dalam sel-sel otakku. Aku hendak keluar dari desa ini! itulah ambisiku yang saat ini menjadi pertentangan dan permasalahan besar bagi banyak orang. Tapi aku tetap tak peduli, telingaku serasa telah tuli dari ceramah panjang orang-orang di sekelilingku. 

"apa kau sudah gila? dari mana kau bisa mendapatkan uang untuk pergi berkelana mencari ketenangan yang selalu kau elu-elu kan itu?" uni (sebutan kakak di Minangkabau) menghardik ku dengan segenap kemarahannya yang meluap.

"uang tak akan pernah menjadi penghalang bagi setiap langkah ku, uni. bagaimanapun caranya aku pasti bisa angkat kaki dari desa ini" dengan ambisi yang menggebu aku membantah perkataannya.

"omong kosong, kau tak akan bisa pergi tanpa persediaan materi sedikit pun, yang ada kau hanya menjadi sampah di tanah orang, tak kan ada yang memperdulikanmu jika mati kelaparan disana, percuma saja kau pintar tapi otakmu tak berguna"
 
"dunia ini memang kejam, aku memang tak mempunyai uang atau harta lainnya. tapi aku bisa membuktikan kepada uni, aku tak akan menjadi sampah di tanah orang, justru disini lah aku merasa sebagai sampah yang tak berguna" 

PLAK! tamparan yang begitu keras berhasil menyisakan sebuah jejak kemerahan di pipiku yang terasa begitu panas dan menyesakkan. Kuatnya ambisiku telah berhasil mengusir air mata itu pergi jauh dari bola mataku, aku tak membutuhkan air mata itu saat ini. Percuma saja, aku tetap pada pendirianku, aku akan angkat kaki dari desa ini.

"pikirkan baik-baik keputusanmu ini, kau telah dewasa tak semestinya kau memutuskan sikap yang kekanakan seperti ini" mamak (paman) mencoba menggoyahkan pertahananku yang terlanjur kuat tertancap bagai akar sebuah pohon yang berumur ratusan tahun.

"aku sudah yakin mak dan teramat yakin dengan pilihan ini. aku hanya mencari sebuah ketenangan, mengikuti kata hatiku"

"hidup di luar sana tak seindah yang kau bayangkan nak, kau bisa saja mati karna keganasan hidup ini"
 
"tekadku sudah bulat, aku tetap akan pergi mak, maafkan aku menjadi pembantah" 

"kau begitu keras kepala, kami tak pernah mendidikmu menjadi anak seperti ini. lantas tak pernah kah kau berfikir bagaimana nasib ibumu? siapa yang akan merawat dan menjaganya?"
 
"aku menitip kan ibu kepada Tuhan yang akan selalu mendampinginya"
 
"tegakah kau membiarkan ibumu sendiri disini?"
 
aku tak kuasa untuk menjawab pertanyaan terakhir itu. mulutku terasa begitu kaku dan tak sanggup melontarkan satu kata pun. aku hanya menunduk bisu dengan segenap ambisi yang menjalar di tubuhku. Ambisi itu telah menutup hati dan segenap perasaanku.

"maaf, aku akan tetap pergi mencari sebuah kehidupan yang lebih layak"
 
"sudah lah, kau begitu keras kepala. dengan teganya kau membiarkan ibumu sendiri disini? kau memang pantas disebut 'anak durhaka' karena perangaimu"

"aku merasa akan menjadi anak yang durhaka jika aku hanya berdiam diri disini tanpa ada yang bisa aku perbuat untuk ibu"

"banyak yang bisa kau perbuat disini, mengapa kau harus susah payah mencari tempat lain yang belum tentu baik untukmu?"

"sekali lagi maaf mak, aku sudah tidak tahan dengan keadaan orang-orang di desa ini. semakin hari aku semakin tertekan mendengar celaan serta pandangan miring orang lain dengan keluarga kita. aku ingin mencari kehidupan yang lebih layak di luar sana dan membuktikan kepada orang-orang bahwa keberadaan kita pantas untuk diperhitungkan di desa ini, biarkan aku pergi"

   Ibu tak bisa berkata apa-apa, ia hanya bungkam dan tak berani mengedarkan pandangannya ke arahku, aku tahu ibu pasti kecewa dan begitu sakit, air matanya tak berhenti mengalir, itulah yang membuat tekadku semakin bulat untuk melangkah. Aku tak ingin ibu juga semakin tertekan di desa ini, karena itulah aku harus segera pergi dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk setiap permasalahan ini.

   Kuatnya ambisi telah menguatkan tekadku untuk pergi dari desa ini. Diiringi dengan caci dan maki serta gelar 'durhaka' yang melekat pada diriku aku melangkah dengan penuh keyakinan, suatu saat nanti aku akan pulang membawa beribu kebahagiaan dan mengobati hati ibu yang perih dengan kepergianku. Aku bertekad dalam diriku, aku bukanlah malin kundang yang tega melupakan kampung serta ibu yang telah melahirkannya, ketika aku pulang nanti aku akan membawa berita gembira kepada ibu dan melupakan rasa sakit terhadap penduduk desa ini yang dulu pernah singgah di dalam kehidupanku. 

   Biarlah kini mereka menyebutku durhaka karena ku yakin ada masa dimana aku bisa membuktikan kepada mereka semua bahwa ambisi ini bukan hanya tindakan yang sia-sia semata. Aku akan buktikan itu!  kini, Aku pergi dan suatu saat nanti aku pasti kan pulang!

Kamis, 05 Desember 2013

Tak ada alasan cinta untuk pudar



 Oleh Nelsa Dwi Wahyuni

Semilir angin telah menambah keganasan ombak
Menghantam karang yang kokoh dan kesepian di tengah lautan
Meruntuhkan istana megah dan menawan di hamparan pasir
Menyeret butiran pasir di tepi pantai hingga pertengahan

Cinta ini bagai angin yang bertiup di lautan lepas
Mengundang ombak untuk semakin ganas menerjang karang
Seperti adat yang kini menjadi jurang pemisah antara kita
Menentang kesucian cinta di antara dua insan yang dimabuk asmara

Semakin kuat cinta itu bersemi di lubuk hati terdalam
Semakin ganas cobaan datang silih berganti menggoyahkan kuatnya cinta
Angin itu pun bertiup semakin kencang dan berderu layaknya topan
Mencoba meruntuhkan pondasi yang kita bangun sekian lama

Kerasnya ombak tak menjadi penghalang bagi karang untuk tetap kokoh
Seperti itulah keabadian cinta yang tertanam di dalam hati kita
Kokoh layaknya karang yang tertancap di tengah lautan
Tak menghiraukan ombak yang berkali-kali mencoba melemahkannya

Meski mentari terkadang hanya datang sesaat dan kemudian sirna begitu saja
Namun cinta ini akan tetap bersemayam di dalam hati hingga ujung nafas
Menanti takdir untuk mempersatukan kita dalam sebuah ikatan yang pasti
Karena tak akan ada alasan bagi cinta ini untuk pudar

Kamis, 28 November 2013

Lintasan Hidup

                                                            Jalan yang berkelok-kelok

                                                         Jalan yang lurus dan mulus

jika dihadapkan oleh kedua jalan itu, jalan mana yang akan anda pilih?

Kebanyakan orang mungkin akan memilih jalan yang lurus dan mulus, mengapa demikian? itu karena mereka tidak pernah berpikir lebih dalam dan memaknai kedua jalan itu.

Jika mereka bertanya kepadaku tentang jalan mana yang akan aku pilih, tentu saja dengan lantang aku akan menjawab "aku lebih memilih jalan yang berkelok-kelok".

mengapa? padahal jalan lurus kan lebih simpel?

ya, lurus dan mulus kelihatannya memang simpel. Tapi pernahkah kalian berpikir bahwa di jalan yang lurus dan mulus juga tak sedikit menelan korban? itulah kenyataan yang terjadi saat ini. Orang akan dengan semena-mena berjalan di medan yang mulus dan lurus, dengan kecepatan tinggi mereka melesat menuju tempat tujuan. Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di medan yang berkelok, bagi orang yang masih menyayangi nyawa mereka, tentu saja dengan hati-hati mereka akan berjalan dengan kecepatan minim jika melalui lintasan ini. itulah alasan mengapa aku memilih jalan ini.

relevansinya dengan kehidupan :

orang yang terbiasa hidup enak dan jarang menemui kendala, kehidupan mereka bagaikan jalanan yang lurus dan mulus, jarang menemui hambatan. Tapi kemulusan itu tak akan bertahan lama, jika mereka berkendara dengan semena-mena dan melesat tanpa perhitungan, nyawa menjadi taruhannya. itulah yang akan terjadi kepada mereka yang memilih jalan yang mereka anggap mudah dan selalu mencari titik aman, suatu masa mereka akan terjatuh karena kesombongannya dan akan begitu terpuruk jika dihadapkan dengan sebuah permasalahan.

Sedangkan bagi mereka yang hidupnya penuh dengan cobaan, selalu berani mengambil resiko, dan berani keluar dari titik kenyamanan, kehidupan mereka ibarat jalan yang berkelok-kelok, butuh kecermatan agar nyawa mereka tak terancam. Orang yang seperti inilah yang nantinya akan berhasil. selalu ada perhitungan dalam setiap langkahnya. Ada semangat dan perjuangan yang selalu digenggamnya. Permasalahan tak akan menggoyahkan langkah mereka, karena mereka akan berusaha untuk bangkit dan meneruskan perjalanan dengan perhitungan yang mantap.

INGAT!!! Jalan lurus tak selamanya mulus.

tentukan pilihan hidupmu :)


Garis Finish Ayah



terima kasih ayah.. dengan gagah berani kau mengorbankan nyawamu..

Sabtu, 28 Mei 2005
(Hari terakhir aku memeluk ayah). 

Masih jelas dalam ingatanku, ayah terlihat tampan dengan seragam barunya, ia terlihat seperti seorang pembalap nan gagah berani. iya, ayahku memang seorang pembalap, mungkin orang lain tak mengetahui, tapi ia tetap nomor satu bagiku. aku selalu setia duduk manis di samping ayah setiap kali iya mengajakku untuk bepergian. dengan bangga aku menyoraki ayahku untuk mengejar lawan, melesat di jalanan yang penuh dengan tantangan.
Tapi hari itu semua berbeda. Ayah tak seceria biasanya. ketika ayah menjemputku dari sekolah, hanya wajah muram yang bisa aku temui, tak seperti biasanya gumamku saat itu. Dengan bijak aku berfikir, mungkin ayah letih setelah perjalanan panjangnya kemarin.
Ayah adalah satu-satunya lelaki yang aku cintai, tak pernah terbayangkan olehku akan seperti apa hidupku tanpanya. mungkin itulah mimpi buruk yang paling aku takutkan ketika aku masih kecil. 
Sayangnya, mimpi buruk itu benar-benar terjadi. Aku yang saat itu baru saja menginjak usia 10 tahun harus merelakan kepergian ayah untuk selama-lamanya. 
Pantas, hari itu aku seperti kehilangan semangatku. Tak seperti biasanya, aku tak lagi menyoraki ayah untuk menancapkan gas dalam-dalam dan berpacu dijalanan yang kala itu sepi. aku hanya duduk termenung di kursi belakang. tapi ntah apa yang mengerakkan aku saat itu, tiba-tiba aku ingin selalu berada di dekat ayah, memandangi wajahnya dan mendengar suaranya. 

langit tiba-tiba gelap
Jalanan yang penuh dengan lubang telah berhasil ayah lalui, dan rintangan lainnya telah berhasil ayah lewati. ayah benar-benar seorang pembalap yang tangguh. namun sayang, pembalap yang tangguh harus berakhir dijalanan yang mulus tanpa hambatan. Ayah telah sampai pada garis finish yang selama ini ia kejar. hidup dari satu jalan ke jalan lain yang lebih menantang, dan berakhir pula di jalanan. 
Desa Peninggalan, sesuai dengan namanya, disana lah ayah meninggalkanku. pembalap nomor satu bagiku pergi dengan senyum yang tetap mengembang di pipinya. Sebuah tabrakan maut telah mengakhiri hidupnya. Langit menjadi saksi peristiwa itu, saat dimana ayah merelakan hidupnya demi orang-orang yang ia sayangi. "tetaplah bersama mama di rumah, biarkan papa yang pergi bersama om kesana" itulah kata yang berhasil aku pahami setelah kepergiannya. Dengan gagah berani ayah mengorbankan hidupnya, ayah tak ingin aku ikut! bersamanya, dengan sekuat tenaga ayah mendorongku agar nyawaku bisa terselamatkan. ya, dan akhirnya nyawa ayah yang tak bisa tertolong. Darah segar mengalir dari kepalanya, membanjiri seragam baru yang ia kenakan. Kepergiannya diiringi oleh isakan tangis ribuan orang, serta langit yang saat itu juga ikut meneteskan air matanya. 
               mobil yang biasa kami gunakan untuk berpetualang hancur lebur tak berbentuk...


ayah telah mengorbankan nyawanya saat itu, hingga akhirnya aku masih bisa bertahan hingga detik ini, tumbuh dewasa tanpa kehadirannya. kehadiran ayah selama ini, telah membawa arti bagiku dan bagi semua orang yang mengenalnya. 
AYAH.. Selamat! Ayah telah mencapai garis finish yang menjadi ujung dari perjalanan ayah selama ini. ayah akan tetap menjadi pembalap nomor satu bagiku! meski kini ayah telah tiada. Selamat beristirahat ayah, mungkin selama ini ayah letih, setelah berpetualang jauh, sepanjang hidup ayah hingga hembusan terakhir nafas ayah. terima kasih ayah! Tunggu aku di garis finish :')
I Love SEWEDA (Syamsuardi Dura- Alm) 

Selasa, 19 November 2013

Kisah Pilu Rakyat Perbatasan #bridgingcourse



“Mereka ada dan pantas untuk diperhatikan”

Judul film        : Tanah Surga...Katanya
Produser          : Bustal Nawawi
Sutradara        : Herwin Novianto
Tahun Rilis      : 2012

Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alamnya. Layaknya sebuah tanah di surga yang subur, makmur, dan kaya raya. Sumber daya alam yang dimiliki seharusnya mampu menyejahterakan rakyatnya, namun realita yang terjadi pada saat ini justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Negeri kita memang makmur dengan sumber daya alamnya, namun tidak demikian dengan nasib rakyatnya. Hal itulah yang tergambar di dalam film berjudul Tanah Surga...Katanya.  
Film yang diproduseri oleh Bustal Nawawi ini mengambil setting di salah satu wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, yaitu antara Kalimantan Barat dan Serawak. Dua negara yang bersebelahan namun sangat berbeda dari segi kesejahteraannya. Wilayah teritorial Indonesia yang ditandai dengan jalan yang penuh bebatuan menggambarkan keadaan negeri yang masih terbelakang, sedangkan wilayah teritorial Malaysia ditandai dengan jalan yang sudah ditutupi aspal nan mulus dan menggambarkan kehidupan rakyatnya yang sudah sejahtera. 
Film ini berhasil mengangkat realita yang terjadi pada rakyat perbatasan saat ini.

Semangat Nasionalisme
Kehadiran sosok pejuang yang dengan keikhlasan hati mempertaruhkan nyawa untuk membela tanah air berhasil dimainkan oleh Hasyim (Fuad Idris) yang merupakan kakek dari Salman (Osa Aji Santoso). Kecintaannya kepada tanah air Indonesia terbukti dalam kontribusinya saat Konfrontasi Indonesia dan Malaysia. Meskipun nasib yang baik tak berpihak kepadanya setelah dengan susah payah ia mempertahankan kesatuan negeri ini, namun ia tetap setia untuk menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negeri yang ia cintai. Semangat nasionalisme itulah yang ia tularkan kepada cucu kesayangannya, Salman.
Ajakan sang ayah (Ence bagus) untuk kehidupan yang lebih layak di negeri tetangga tak dihiraukannya, demi sang kakek dan negeri yang dicintainya. Salman,  “si kecil yang berdarah juang besar” itulah gelar yang patut diberikan kepadanya. Meskipun usianya masih terbilang muda dan pengalaman hidup yang dirasakannya juga belum seberapa, namun berkat kisah-kisah yang didengarnya telah berhasil menumbuhkan jiwa patriotisme di dalam hati bocah kecil yang masih lugu ini. Dengan bangga ia memegang erat Bendera Merah Putih dan membawanya berlari melintasi perbatasan dua negara.
Jika dilihat lebih jauh lagi, film Tanah Surga...Katanya memiliki kesamaan nilai yang terkandung dengan film berjudul Tanah Air Beta yang disutradarai oleh Ari Sihasale. Film ini berkisah tentang permasalahan yang terjadi di Timor-Timor yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diantara ribuan warga masih ada sebagian kecil yang tetap setia menjadi bagian dari negeri Indonesia, meskipun mereka harus rela meninggalkan harta benda serta sanak saudara untuk mengungsi di camp pengungsian yang kehidupannya disana jauh dari kata “sejahtera”, tetapi dengan ikhlas mereka menjalani semua itu demi kecintaan pada negeri ini.

Setia walau tak diperhatikan
Banyak orang yang beranggapan bahwa rumput tetangga jauh lebih hijau. Anggapan itulah yang membuat banyak warga negara yang memilih untuk hijrah ke negara lain, demi mencari kehidupan yang lebih menjanjikan. Tetapi film ini berhasil menyadarkan para penontonnya bahwa di negri ini masih ada jiwa-jiwa yang dengan setia mempertahankan kecintaannya kepada tanah air.
Masih ada rakyat yang setia menjadi bagian dari tanah air ini di daerah perbatasan sana, namun sayang nasib mereka tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Perjuangan yang telah mereka lakukan dan kesetiaan yang selalu mereka pegang erat seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah, agar kehidupan mereka lebih makmur dan bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat yang berada di pusat kota.   
Kisah hidup Hasyim yang digambarkan di dalam film jelas memperlihatkan betapa berat kehidupan yang ia harus jalani demi menjaga kesetiaannya pada negri ini. Hingga akhir hayatnya, Hasyim tak pernah mendapatkan perhatian apa-apa dari pemerintah Indonesia. Hal itulah yang saat ini terjadi di negara kita. Pembangunan belum menjamah daerah-daerah perbatasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan di perbatasan masih jauh dari kelayakan.

Patut diacungi jempol
Bila dibandingkan dengan karya Herwin Novianto lainnya, seperti Jagat X Code yang dirilis pada tahun 2009, Tanah Surga...Katanya tentu lebih layak untuk dipertontonkan, karena mengandung nilai moral dan juga mengajarkan semangat nasionalisme. Pesan moralnya pun dapat tersampaikan, yaitu untuk tetap menjaga kecintaan pada negeri ini apapun yang terjadi.  
Di samping itu, kualitas  gambar dan pencahayaan yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat cukup apik serta pengaturan musik yang membuat film ini semakin hidup juga dapat dijadikan nilai tambah dari film ini. Para aktor dan aktris juga telah berperan secara totalitas sehingga acting  mereka terlihat lebih natural dan tidak dibuat-buat.  
Film ini juga tidak luput dari kekurangan, ada beberapa adegan yang tidak sesuai dengan jalan cerita, serta beberapa tokoh seperti kepala dusun yang seharusnya berwibawa justru ditampilkan seperti tokoh Gani (Norman Akyuwen) yang jauh dari ciri seorang kepala dusun yang menjadi panutan. Semangat nasionalisme juga hanya dipusatkan pada tokoh Hasyim dan juga Salman. Tetapi itu semua dapat tertutupi dengan kesempurnaan lainnya.
Tak banyak kekurangan yang terdapat di dalam film ini, sehingga film ini layak untuk diacungi jempol. Film ini sangat cocok untuk dijadikan bahan referensi bagi para penonton yang ingin membangkitkan jiwa nasionalisme dan kecintaan pada Tanah Air Indonesia. Semoga film ini dapat menjadi kritikan bagi pemerintah dan membuka mata mereka untuk lebih memperhatikan nasib rakyat di perbatasan. (review film "Tanah Surga...Katanya)    

Jumat, 08 November 2013

kabar dari peri hujan

ditengah keheningan malam,
peri hujan datang menyampaikan sebuah kabar.
lewat untaian nada mereka sampaikan kabar itu,
kabar tentang tanah kelahiranku.
untaian nada yang mereka lantunkan,
mampu menentramkan hati ini,
menjawab kerinduan akan tanah kelahiran,
tanah yang selalu ramai oleh suara peri-peri hujan.

peri hujan mengantarkanku pada lamunan panjang malam itu.
kututup mata dan mencoba menikmati nada yang ada,
sepertinya aku bisa menikmati nada itu.
aku membayangkan diriku berada di tempat yang berbeda,
menginjakkan kaki di tanah kelahiran.
di sebuah rumah dengan jendela yang besar,
aku duduk menatap pemandangan di luar.
bersama secangkir kopi sebagai penghangat,
aku tersenyum melihat peri hujan bermain di luar sana.

mereka datang untuk menghiburku,
menghapus semua tangis dan mengajakku untuk tersenyum.
mereka tertawa tanpa beban,
mereka membisikkan kata-kata di telingaku:
"tetesan ini adalah anugerah"
sontak aku tersenyum lebar dan menarik nafas lega.

tapi sayang, mereka tak bisa bermain terlalu lama,
ada mentari yang mengantri setelahnya.
peri hujan itu pun kembali ke atas awan,
menyiapkan butiran-butiran air untuk kabar selanjutnya.

ketika hujan reda,
aku kembali tersadar dari lamunan panjang itu,
kini aku berada di tempat yang sebenarnya,
menyambut pagi yang tenang di tempat yang baru.
setiap malam, aku selalu menanti kedatangan mereka,
peri-peri hujan yang akan membawaku kembali,
menikmati lamunan panjang seolah aku sedang berada di tanah kelahiran.
terima kasih peri hujan,
akan ku tunggu kabar selanjutnya :)


Kamis, 07 November 2013

An Amazing Girl - Qian Hong Yan ( Extraordinary Girl )

http://www.youtube.com/v/tbYhhDFuZTY?version=3&autohide=1&feature=share&showinfo=1&attribution_tag=xWGb1OQRrelsMC1L8euvDA&autohide=1&autoplay=1

Selasa, 05 November 2013

Persiapan Memperingati Hari Lahirnya FORKOMMI UGM ke-18


YOGYAKARTA, 26 Oktober 2013, Rapat persiapan dies natalis Forum Komunikasi Mahasiswa Minangkabau Universitas Gadjah Mada (FORKOMMI UGM), digelar di Sekretariat FORKOMMI yang beralamat di Jalan Kaliurang KM 5 Gg Wuni A4 NO. 37 RT 2 RW 1. Rapat dilakukan secara terbuka bagi seluruh anggota. Agenda rapat sore itu adalah untuk melihat bagaimana perkembangan persiapan acara Dies Natalis yang akan diselenggarakan bulan November mendatang, serta pelaksanaan demokrasi dalam penambahan struktur kepanitiaan.
FORKOMMI adalah sebuah paguyuban yang berdiri sejak 5 Oktober 1995. Telah menjadi wadah bagi para anggota (mahasiswa) untuk bisa menyampaikan aspirasi dan mengeksplor segenap kemampuan yang dimiliki serta menjadi ajang untuk mengobati kerinduan kepada sanak saudara yang jauh di kampung halaman. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk dapat merangkul seluruh mahasiswa UGM agar bisa berkontribusi, baik untuk lingkungan sekitar maupun untuk daerah asal.
Dies Natalis FORKOMMI ini adalah salah satu bentuk kontribusi para anggota untuk organisasi yang merupakan panggilan jiwa ini. Perhelatan akbar ini merupakan sebuah gebrakan baru setelah 18 tahun berdirinya FORKOMMI. “Dies natalis ini adalah acara yang sudah dinantikan sejak lama oleh seluruh anggota FORKOMMI, alhamdulillah pada tahun ini kita berkesempatan untuk mewujudkannya” kata Raihan Ariatama selaku Ketua Umum FORKOMMI periode 2013.
Sekretaris Jenderal FORKOMMI Ahmad Farid mengatakan, di dalam setiap pertemuan FORKOMMI akan selalu mengedepankan prinsip demokrasi “Sesuai dengan azaz yang selalu di pegang oleh masyarakat minangkabau, bulek kato dek mufakaik (bulat kata karna mufakat-red), di dalam FORKOMMI ini juga selalu diberikan kebebasan bagi para anggota untuk menyampaikan pendapat dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam pembahasan persiapan acara ini ” ujarnya.
Wujud demokrasi di dalam rapat tersebut dapat dilihat dari kebebasan bagi para anggota untuk menyampaikan saran terhadap rangkaian acara. Di samping itu, demokrasi juga diberikan kepada para anggota baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam seluruh rangkaian acara dies natalis dan juga struktur kepanitiaan. Para anggota baru juga diberikan kesempatan untuk memilih sendiri kepanitiaan yang akan dipilihnya.
Sekretaris Jenderal FORKOMMI UGM Ahmad Farid selaku Ketua Panitia penyelenggara menyampaikan harapannya, pihaknya menggelar kegiatan ini sebagai sebuah selebrasi terhadap organisai yang telah berdiri semenjak 18 tahun silam “Acara ini adalah sebuah gebrakan baru yang dibuat oleh FORKOMMI UGM, untuk itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh panitia untuk turut serta mensukseskan acara ini” harapnya.
Ahlan Fajri salah satu anggota baru FORKOMMI 2013 menyampaikan pendapatnya tentang rapat persiapan dies natalis tersebut. “Benar-benar kesempatan berharga bagi kita anggota baru untuk bisa ikut langsung di dalam acara dan kepanitiaan ini. Tentunya banyak manfaat yang akan kita dapat dari acara ini. Dies natalis ini akan menambah dan meningkatkan rasa kekeluargaan kita. Saya berharap kita dapat saling tolong-menolong demi terselenggaranya acara kita ini” ungkap Ahlan, ditemui seusai rapat.
Sejauh ini persiapan telah dilakukan sedemikian rupa, pemberitahuan mengenai perhelatan akbar ini telah diinformasikan kepada seluruh anggota, baik yang masih berada di UGM maupun yang telah menjadi alumni. Informasi telah disebar melalui media sosial yang ada. Rahma Khairia selaku ketua seksi acara pelaksanaan dies natalis menambahkan, rapat selanjutnya juga akan diberitahukan lebih lanjut melalui media sosial, baik facebook, maupun twitter. Rahma mengharapkan kepada seluruh anggota untuk dapat mengikuti perkembangan terbaru mengenai acara ini yang nantinya akan diperbarui lewat media sosial. (27/10/13)

doa si anak rantau

mandeh (ibu)..
tak pernah terpikirkan sejak dulu, akibat apa yang akan aku tanggung nantinya. ambisiku telah mengalahkan akal sehatku. bukan ambisi yang egois, bukan keinginan yang munafik. aku hanya ingin membahagiakanmu, hanya itu yang ada di dalam pikiranku saat itu, hingga detik ini pun masih sama dan tak akan pernah berubah. tapi, apa yang telah aku perbuat kepadamu? aku hanya menggoreskan kesedihan di hatimu yang begitu tulus menyayangiku. dengan teganya aku meninggalkanmu seorang diri di kampung halaman. mungkin tak terhitung berapa banyak air mata yang engkau habiskan dalam setiap sujud dan doamu.
maafkan anakmu yang telah memilih jalan ini mandeh, sungguh tak pernah terniat di dalam hati ini untuk menyakiti mandeh, setitik pun tak pernah. hanya dengan jalan ini aku bisa membahagiakan mandeh. aku tahu memang semua ini berat mandeh, apalagi untuk seorang ibu yang harus terpisah bertahun-tahun dengan darah dagingnya sendiri. tapi hidup harus terus berjalan mandeh. tak selamanya aku bisa berada di samping mandeh.
setiap kali ku dengar suara mandeh, ada getar yang tak bisa ditutupi, aku tahu mandeh sedang berusaha untuk menutupi segala kesedihan yang mandeh rasakan. dari sini aku bisa merasakan sakit yang mandeh rasakan. tapi apa yang bisa aku perbuat untuk mandeh saat ini? aku tak bisa ada di samping mandeh utuk menghapus air mata mandeh seperti biasanya. aku hanya bisa menghibur mandeh dengan cara yang sederhana.  tapi syukurlah, cara itu cukup ampuh untuk membuat mandeh bisa tersenyum dan tertawa lagi, meskipun rasa sakit yang mandeh rasakan tak akan bisa terobati dengan cara apapun, selain kehadiran anak-anak yang dinantikan di rumah yang kini begitu sepi.
sampai saat ini aku masih belum menjadi orang mandeh. tapi aku akan berusaha menjadi orang hebat, demi mandeh. demi membahagiakan mandeh.  aku hanya bisa menjanjikan kebahagiaan untuk mandeh saat ini. tapi aku akan berusaha hingga akhir hayatku dengan seluruh tenaga untuk mewujudkan janji itu mandeh.  aku percaya, suatu saat nanti janji itu akan terpenuhi. karena aku yakin doa-doa mandeh selalu senantiasa menemani setiap langkahku. restu mandeh selalu aku pegang erat-erat di genggaman ini.
sungguh, aku pun tak sabar ingin memelukmu lagi mandeh. tapi apalah daya. jarak kita sudah teramat jauh sekarang. tunggu aku di kampung halaman mandeh, suatu saat nanti aku pasti akan kembali ke pelukanmu. aku akan membawakan kabar gembira ketika aku pulang nanti. jangan bersedih mandeh, aku baik-baik saja di rantau orang.
doaku malam ini :
YA ALLAH..
hanya ibu yang aku punya saat ini, untuk itu
aku titipkan ibu yang begitu aku sayangi
jagalah ia dalam setiap langkahnya
lindunglah ibu
temani ia dalam menjalani kehidupan ini
ringankan beban yang begitu berat disandangnya
gantikan lah tanganku untuk menghapus air matanya
gantikan lah aku untuk menghiburnya
izinkan aku untuk membahagiakannya Ya Allah
berikan aku kesempatan untuk memenuhi janji-janjiku
jangan ambil ia, sebelum aku sempat membahagiakannya
jangan panggil ia, seperti engkau memanggil ayah ke pangkuanMu
aku masih ingin bersamanya, aku masih sangat membutuhkannya
Ya Allah,
kuatkan aku dalam menjalani kehidupan di rantau ini
kuatkan aku untuk memenuhi janji-janji itu
mudahkan setiap langkahku untuk meraih keridhoanMu
sampaikan lah kerinduan ini kepada ibu yang jauh di kampung halaman

mandeh, salam hangat dan penuh cinta dari anakmu yang kini sedang berdiri di rantau orang :*
I MISS U MOM

Rabu, 23 Oktober 2013

keindahan yang menyesatkan

luka itu kembali menganga, ketika aku kembali terjatuh ke dalam sebuah lubang. lubang yang lebih dalam dari lubang sebelumnya. aku terlena dengan keindahan yang ada di hadapanku, sehingga aku tak menyaksikan ada lubang yang tersenyum lebar di depan sana. lubang itu tersenyum sambil menantikan kecerobohan menjatuhkan mangsanya.  dan kecerobohan itu pula yang telah membuat aku terjatuh dan kini terperangkap di dalamnya.
berhari-hari aku terperangkap di dalam sana, di ruang yang gelap dan menyesakkan, sampai-sampai suara ini habis oleh teriakan yang ternyata sia-sia. dan yang tersisa saat ini hanya suara hati yang menjerit ingin segera bebas.
keindahan itu tampaknya begitu menjanjikan, sehingga aku terus memandanginya sampai aku terjatuh ke dalam ruang gelap ini. aku tersadar setelah rasa sakit ini menyerang, ternyata keindahan itu hanya sebatas godaan yang dapat menggoyahkan pertahananku. keindahan itu tak menjanjikan apa-apa, hanya aku saja yang berharap lebih dari apa yang aku lihat darinya. 
betapa bodohnya aku tak bisa menjaga pertahanan yang sudah kubangun sedemikian kuat. hanya satu kata yang bisa aku ucapkan, "menyesal". tapi percuma saja, penyesalan itu tak ada gunanya, menyesal tak bisa membuat aku kembali ke luar sana. aku sudah terlanjur jatuh ke dalam lubang yang sangat dalam ini akibat keindahan menyesatkan itu, yang perlu aku lakukan saat ini hanya mencari cara untuk merubah lubang dalam yang gelap ini menjadi terang dan nyaman.
hari esok akan kulalui di dalam lubang gelap yang nantinya akan aku ubah menjadi tempat yang nyaman. inilah resiko dari kesalahan yang telah aku perbuat, resiko dari kelemahan yang selalu menguasai diri ini. wahai lubang! mulailah untuk bersahabat denganku.

Selasa, 22 Oktober 2013

Menggugat Pers dan Negara #bridgingcourse

Menurut Amir Effendi Siregar, media Indonesia saat ini masih bersifat elitis dan media yang dirasa paling elite tersebut adalah media cetak seperti surat kabar dan majalah. Selain masih bersifat elitis, isi dari media Indonesia juga masih seragam, dan kepemilikannya masih  terkonsentrasi. Tetapi berbeda halnya dengan radio, radio adalah salah satu media yang menurut Amir jangkauannya paling luas dan paling demokratis dalam keragaman isi dan kepemilikan.
Ada dua regulasi media yang dipakai di negara demokratis. Pertama, media yang tak menggunakan wilayah publik atau frekuensi seperti surat kabar dan majalah. Pada media ini berlaku prinsip pengaturan diri sendiri oleh penerbit dan organisasi pers. Di samping itu, ada Dewan Pers yang bertugas menjaga kemerdekaan pers, meningkatkan kualitas profesi wartawan, dan menyelesaikan sengketa pemberitaan pers. Sejauh ini, masih banyak pihak yang merasa kinerja Dewan Pers belum memuaskan, karena belum terlihat kegiatan penelitian yang memadai untuk mengetahui media mana yang baik dan yang tidak.
Kedua, media yang memakai wilayah publik atau frekuensi seperti radio dan televisi. Media ini memiliki aturan yang ketat, harus memperoleh izin, isi tidak boleh partisan, kepemilikan terbatas, dan harus netral. Namun, kenyataan yang ada saat ini, media justru memperlihatkan pemusatan kepemilikan yang berlebihan dan terselip unsur partisan.
Independensi yang seharusnya dimiliki oleh media malah beralih menjadi alat bagi kepentingan pemilik untuk mencapai tujuan politiknya. Apalagi saat pemilihan umum nanti, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai regulator utama media dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bekerjasama untuk memantau isi media agar tetap netral.  
Permasalahan kepemilikan media, Kementrian Kominfo sebagai regulator utama seharusnya tidak membiarkan konsentrasi terjadi. Dengan tegas MK mengatakan, permasalahan yang terjadi sekarang bukan soal konstitusionalitas melainkan masalah penegakan hukum.
Kesalahan tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pers Indonesia tetapi juga para regulator sebagai pengatur yang masih harus meningkatkan kinerjanya, dan juga aparat yang bertugas sebagai penegak hukum. Agar media di Indonesia menjadi media yang independen bukan media yang dipimpin oleh kapital yang dapat menguasai segala hal.

Jumat, 18 Oktober 2013

belajar dari tunawicara

tunawicara, mereka memang tak bisa berkata apa-apa, bahkan mereka tak pernah mengatakan satu patah kata pun lewat mulut mereka. tapi pernah kah kalian berfikir tentang sisi lain dalam kehidupan mereka?
sama seperti manusia lain yang selalu ingin mengatakan apa yang dirasakannya, begitu juga dengan mereka. namun, hal tersebut tak bisa didapatkan oleh teman-teman kita yang terlahir dalam keadaan ini. semua itu tak pernah menyurutkan langkah mereka untuk tetap berjalan meniti kehidupan yang sebenarnya sangat kejam bagi mereka.
mereka benar-benar istimewa, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan mereka. kita yang terlahir dalam keadaan yang sempurna dan sehat saja masih sering mengeluh dengan kehidupan yang kita jalani, sedangkan mereka yang terlahir dalam keadaan seperti itu selalu mengambil sisi positif dari semua yang ada di hadapan mereka.
mereka memang tak bisa berbicara tapi hati mereka tak bisu, hati yang lembut itu masih tetap bisa  berbicara. mereka menyampaikan isi hati mereka dengan jalan yang berbeda. bukan dengan lisan bukan dengan tulisan tapi lewat isyarat yang penuh dengan semangat yang membara. mereka selalu terlihat riang setiap kali menyuarakan isi hati mereka lewat isyarat-isyarat yang istimewa itu. sedih, senang, dan juga amarah dapat mereka perlihatkan dengan isyarat dan ekspresi-ekspresi yang khas. mereka punya sejuta cara untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka katakan.
raga yang tidak sempurna, kendala yang ada tak pernah menghambat mereka. dengan kekurangan tersebut mereka dapat bangkit meraih mimpi seperti manusia-manusia normal lainnya. banyak prestasi yang telah mereka raih. dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka telah membuktikan bahwa kekurangan bukan lah sebuah alasan untuk menyerah. kekurangan itu adalah api yang dapat membakar semangat. bagi kita yang terlahir dalam keadaan sempurna, apakah kita punya semangat seperti mereka? 
belajarlah dari kehidupan mereka yang penuh dengan warna dan sangat istimewa tersebut dan sayangi lah mereka :)   

Selasa, 15 Oktober 2013

Fast Food, Antara Nikmat dan Kesehatan #bridgingcourse

Saat ini keberadaan fast food sudah sangat menjalar di kehidupan masyarakat, bahkan peredarannya pun berbanding terbalik dengan peredaran makanan tradisional. Kehadiran fast food saat ini telah membuat makanan tradisional banyak dilupakan oleh masyarakat. Di yogyakarta sendiri, sudah banyak outlet-outlet yang menawarkan makanan cepat saji. Olive adalah salah satu contoh makanan fast food di yogyakarta yang banyak digemari mahasiswa.

Fast food atau makanan cepat saji saat ini sudah tidak lagi menjadi makanan yang asing bagi masyarakat Indonesia. Pada era ini fast food menjadi salah satu pilihan bahkan telah menjadi trend bagi masyarakat terutama kalangan mahasiswa karena alasan kesibukan. Aktivitas yang cukup padat membuat mahasiswa mau tidak mau memilih fast food sebagai alternatif untuk mengisi perut mereka. Maka tak heran, fast food saat ini menjadi sasaran utama para mahasiswa. Selain mahasiswa, fast food juga menjadi menu makanan yang diminati oleh kalangan remaja bahkan anak-anak.
Konsumennya yang cukup banyak membuat fast food saat ini mudah dijumpai dimana saja. Ada banyak restoran Fast Food di Indonesia yang menawarkan banyak pilihan makanan yang menggiurkan, mulai dari harga yang murah hingga mahal sekalipun. Beberapa contoh makanan Fast Food tersebut diantaranya : pizza, hot dog, burger, kfc, hingga mie instan. bicara tentang mie instan, mie instan adalah salah satu jenis makanan fast food yang paling merakyat. Karena harganya yang murah serta rasanya yang cukup enak membuat mie instan menjadi makanan favorit bagi mahasiswa khusunya di akhir bulan. Ketika mendengar kata ‘fast food’ biasanya yang terlintas dalam pikiran kita adalah makanan seperti burger. Burger adalah makanan cepat saji yang harganya termasuk mahal jika dibandingkan dengan porsinya yang belum tentu bisa mengenyangkan para penikmatnya. selain itu, Pizza adalah salah satu contoh Fast Food yang harganya selangit tapi rasanya cukup sulit untuk dilupakan. Pernahkah terlintas di benak anda, detik ini juga, begitu nikmatnya lelehan keju yang ada di pinggiran pizza? Hmmm, yummy...
Salah satu faktor pendorong mengapa fast food menjadi pilihan yang menarik bagi para konsumen adalah dari cara pemasaran produk atau iklannya. Iklan KFC contohnya, strategi pemasaran iklan KFC di Indonesia sangatlah baik, dengan menghadirkan bintang iklan yang mampu menarik perhatian konsumen seperti Agnes Monica serta pengemasan produknya yang cukup menarik dan menggiurkan membuat konsumen tertarik untuk mencobanya langsung. Penyajian fast food yang cepat dan menarik menjadi salah satu nilai tambah mengapa banyak orang beralih untuk memilih fast food dan menjadikan fast food sebagai idola. 
Dari sudut pandang mahasiswa, fast food sangat tidak sehat untuk kesehatan badan apalagi kesehatan dompet. Fast food seperti KFC, McD, dan lain-lainnya bagi sebagian mahasiswa tentu sangat memberatkan karena harganya yang mahal. Meskipun mahal, tapi konsumennya tetap bertambah dari hari ke hari. Jelas terlihat bahwa makanan cepat saji ini menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dewasa ini. Selain rasanya yang enak, harganya pun cukup terjangkau terutama bagi kalangan atas. Oleh karena itu, tak sedikit orang beranggapan bahwa fast food kian diminati oleh konsumen golongan atas. Tapi tak perlu khawatir karena saat ini sudah banyak fast food yang harganya cukup murah dan terjangkau untuk kalangan menengah.
Fast food adalah makanan cepat saji yang enak namun dibalik keenakannya fast food tersebut mengandung zat pengawet berbahaya dan juga zat adiktif yang membuat kita menjadi ketagihan dan tentunya tidak baik untuk tubuh. Celakanya, tidak semua orang tahu apa akibat yang ditimbulkan dengan mengonsumsi fast food secara berlebihan dalam jangka waktu panjang. Fast food sangat tidak menyehatkan dan membahayakan kehidupan kita kedepannya. Meskipun makanan ini berdampak buruk bagi tubuh, tapi tuntutan pada era ini yang mengharuskan segala sesuatunya secara cepat menjadi salah satu faktor utama eksistensi fast food di dunia. Makanan cepat saji ini memang tidak membutuhkan waktu lama ketika kita memesannya, tetapi makanan tersebut belum tentu diolah secara baik dan kebersihannya pun belum terjamin. Fast food sangatlah berbahaya apalagi jika dikonsumsi terus-menerus. Keseringan mengkonsumsi fast food membuat tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Untuk itu sebaiknya kita mengurangi bahkan lebih baik lagi jika kita bisa menghindari konsumsi fast food.