Jumat, 13 Juni 2014

Takut Menjadi Dewasa

Detik ini adalah detik-detik pergantian, dimana aku sesaat lagi bukanlah aku pada saat ini. Inilah detik yang paling aku takutkan selama ini. Tetapi detik ini juga selalu aku rindukan setiap tahunnya. Ah, entah la. Aku sendiri tak tahu apa sesungguhnya yang aku inginkan. Tapi yang jelas, aku paham betul bahwa aku takut menjadi dewasa!
Ketakutan yang sungguh luar biasa mungkin kini sedang merasuki alam pikiranku. Menggoyahkan seluruh pondasi yang selama ini telah aku buat sedemikian kuatnya. Meruntuhkan seluruh tenagaku sehingga untuk menulis pun rasanya aku tak sanggup. Sungguh, saat ini aku berada di puncak ketakutanku.
Apakah kau juga memiliki ketakutan yang sama denganku? Apakah kau juga takut untuk menjadi dewasa? Semoga saja kau memiliki ketakutan yang sama denganku. Ingin sekali rasanya aku memiliki teman kecil yang dapat ku ajak berlari menikmati keindahan. Bermain dan tertawa bersama. Menjalani kehidupan layaknya anak kecil yang masih sangat polos tanpa beban di pundaknya. Dalam setiap detik yang kau jalani yang kau tahu hanya bermain dan bermain. Ah, andai saja aku bisa teman.
Aku tahu mungkin ketakutan ini telah membuat aku jatuh dalam jurang yang begitu dalam. Membuat aku berlarut-larut dalam ketakutan yang sebenarnya tidak dapat dihindari dengan cara apapun. Aku tahu, saat ini aku pantas untuk disebut pengecut. Pengecut yang tidak bisa menghadapi kenyataan bahwa hidup tak akan selamanya berjalan sesuai dengan apa yang aku inginkan. Apalah dayaku, aku hanya ingin tetap berada dalam masa kepolosan ini, menjalani hari demi hari tanpa beban yang menantiku di ujung jalan.
Kita memang terlahir untuk terus berkembang, dan satu persatu masalah akan menghampiri untuk membuat kita semakin dewasa. Kita memang diciptakan untuk menikmati setiap proses yang telah digariskan Tuhan. Kita memang tak bisa berbuat apa-apa selain hanya berusaha dan tetap berserah diri kepada Tuhan. Aku tahu semua itu. Aku tahu apa konsekuensi terlahir di dunia ini.
Tapi apakah ketakutanku ini salah? Ketika dunia yang kau hadapi semakin hari semakin menunjukkan kekejamannya. Ketika matamu sendiri tak bisa terpejam sedetikpun saat membayangkan masalah apa selanjutnya yang akan menghampirimu. Ketika orang-orang disekitarmu yang begitu dipercayai justru berpaling menusukmu dari belakang. Ketika orang-orang yang kau anggap baik sebenarnya hanya mereka yang menggunakan topeng untuk menutupi kemunafikan. Kau sendiri tak tahu kemana kau harus bersandar, selain hanya kepada Tuhan dan mempercayai hati kecilmu. Masih banyak hal yang menjadi alasan mengapa aku takut untuk menjadi dewasa. Detik-detik akhir ini tak akan cukup kugunakan untuk menulis apa saja yang telah membuat aku seperti ini.
Sepertinya sudah sangat lama aku merasakan hidup yang bebas tanpa bayang-bayang permasalahan yang tak berkesudahan ini. Aku rasa pantas mengapa aku tak ingin menjadi dewasa. Tapi, rasanya keinginanku tak akan pernah terwujud. Aku sadar, keinginan ini terlalu mustahil untuk benar-benar terjadi.
Hari esok adalah hari dimana aku sudah mulai menginjak masa-masa kedewasaan. Itu berarti tak akan ada lagi waktu untuk bermain. Tak ada lagi waktu untuk bersantai bahkan menepi dari permasalahan yang selalu menjadi bayang-bayang. Ini adalah takdir yang harus aku jalani. Ya, itulah kata-kata yang saat ini aku coba tanam dalam hatiku.
Beberapa detik lagi akan menjadi tantangan baru. Setelah hampir 19 tahun aku menghabiskan hari-hariku melewati suka dan duka semenjak aku terlahir di dunia ini. Ketika ku tatap diri ini di depan cermin, aku baru menyadari bahwa kini ketakkutanku benar-benar terjadi. Kini aku sudah beranjak dewasa. Ah, sudah la. Saatnya kini aku menghadapi kenyataan yang ada. Aku akan berusaha berdamai dengan keadaan ini. Selamat datang usia 19 tahun, bantu aku untuk bisa menghilangkan ketakutanku untuk menjadi dewasa. 
(Keluhan gadis kecil ayah yang takut untuk menjadi dewasa)
Note : Tulisan ini dimuat beberapa detik menjelang ulang tahunku yang ke-19. Semoga saja tulisan ini dapat menjadi kenangan ketika ketakutanku hilang nanti dan ketika aku sudah bisa berdamai dengan kedewasaan. Selamat datang 19! #ilovejune #ilove14