Setiap orang pasti punya pilihan
masing-masing, dan tak jarang dalam menentukan pilihan itu sering kali
dihinggapi oleh keraguan dan itulah hal tersulit yang sering dialami saat
menentukan pilihan. Masa-masa tersulit yang pernah saya alami adalah ketika
saya harus memilih jurusan apa yang terbaik dari berbagai universitas yang akan
mendukung karir saya di masa mendatang. Diantara 4 jurusan yang harus dipilih,
saya hanya menjatuhkan pilihan pada dua jurusan yang terbaik menurut saya.
Pilihan pertama jatuh pada akuntansi UGM. Sebenarnya akuntansi adalah jurusan
yang sangat saya idamkan sejak pertama kali duduk di bangku SMA. Dari awal SMA
dulu setiap kali orang bertanya apa impian terbesar saya maka akuntan adalah
jawabannya. Sedangkan untuk memilih pilihan kedua butuh waktu lama sebelum menentukan
jurusan apa yang ingin saya pilih. Setelah berhari-hari saya merenungkan
pilihan apa yang terbaik, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada Ilmu
Komunikasi UGM.
Saat pengumuman SNMPTN keluar,
saya sempat cemas dan pesimis untuk bisa diterima, karena menurut orang-orang
terdekat saya pilihan-pilihan tersebut adalah pilihan yang sangat tinggi
resikonya, kemungkinan untuk diterima sangatlah kecil. Pendapat mereka sempat
membuat saya makin pesimis dan belajar mati-matian untuk bisa lolos di seleksi
lainnya. Namun, nasib kita ada di tangan yang Maha Kuasa, doa saya pun akhirnya
terkabulkan. Akhirnya saya diterima di UGM lewat jalur undangan. Tapi tak
seperti kebanyakan orang yang bahagia ketika tahu dirinya lolos, hal pertama
yang saya lakukan ketika mengetahui hasil adalah menangis tersendu-sendu sambil
menelfon seluruh keluarga saya. Rasa yang berkecamuk di hati pun tak bisa saya
mengerti, antara senang karena sudah dapat tempat yang pasti dan sedih karena
bukan di jurusan yang diidamkan. Sempat berfikir untuk mundur, tapi saya bukanlah
orang yang bisa dengan mudahnya menyerah. Akhirnya saya memberanikan diri untuk
melanjutkan apa yang telah saya pilih.
Komunikasi, tak pernah terbesit
dalam otak saya untuk bisa berkuliah di jurusan itu. Tapi percaya atau tidak
itulah kenyataan yang harus saya hadapi sekarang ini. Sebenarnya komunikasi sendiri
adalah jurusan yang erat kaitannya dengan berbicara dimuka umum, sedangkan saya
adalah orang yang pendiam. Awal saya menetapkan komunikasi sebagai pilihan
kedua, tepatnya di bulan januari 2013, saat melakukan studytour ke beberapa
universitas, saya pernah bertemu dengan seorang dosen jurusan komunikasi di
sebuah universitas negri, dari penjelasannya mengenai komunikasi dan dari cara
penyampaiannya membuat saya tertarik untuk memperdalam ilmu komunikasi agar
saya bisa berkomunikasi seperti dosen itu. Benar-benar pemikiran orang awam
yang tidak tahu sama sekali apa itu ilmu komunikasi, akhirnya dengan sedikit
keraguan saya menetapkan komunikasi sebagai pilihan kedua yang akhirnya menjadi
jurusan yang harus saya perdalam saat ini. Kalau ditanya menyesal atau tidak
dengan kenyataan yang ada, dengan lantang saya akan menjawab “tidak, saya tidak
akan menyesal dengan apa yang sudah saya pilih”.
Setelah menjalani masa awal
perkuliahan telah membuat saya semakin yakin dengan takdir yang ada di depan
mata saya saat ini. Komunikasi ternyata menyenangkan dan lebih santai dibanding
jurusan lainnya termasuk akuntansi. Ternyata memang benar, dari setiap jalan
yang kita lalui selalu ada hal positif di balik itu semua. Pada awalnya memang
berat, namun seiring berjalannya waktu semuanya akan terasa lebih mudah dan
menyenangkan. Tuhan memang tahu yang terbaik untuk umatNya. Untuk itu, mulai
sekarang aku berusaha untuk bisa mencintai komunikasi. Communication is part of
my soul :)