Rabu, 23 Oktober 2013

keindahan yang menyesatkan

luka itu kembali menganga, ketika aku kembali terjatuh ke dalam sebuah lubang. lubang yang lebih dalam dari lubang sebelumnya. aku terlena dengan keindahan yang ada di hadapanku, sehingga aku tak menyaksikan ada lubang yang tersenyum lebar di depan sana. lubang itu tersenyum sambil menantikan kecerobohan menjatuhkan mangsanya.  dan kecerobohan itu pula yang telah membuat aku terjatuh dan kini terperangkap di dalamnya.
berhari-hari aku terperangkap di dalam sana, di ruang yang gelap dan menyesakkan, sampai-sampai suara ini habis oleh teriakan yang ternyata sia-sia. dan yang tersisa saat ini hanya suara hati yang menjerit ingin segera bebas.
keindahan itu tampaknya begitu menjanjikan, sehingga aku terus memandanginya sampai aku terjatuh ke dalam ruang gelap ini. aku tersadar setelah rasa sakit ini menyerang, ternyata keindahan itu hanya sebatas godaan yang dapat menggoyahkan pertahananku. keindahan itu tak menjanjikan apa-apa, hanya aku saja yang berharap lebih dari apa yang aku lihat darinya. 
betapa bodohnya aku tak bisa menjaga pertahanan yang sudah kubangun sedemikian kuat. hanya satu kata yang bisa aku ucapkan, "menyesal". tapi percuma saja, penyesalan itu tak ada gunanya, menyesal tak bisa membuat aku kembali ke luar sana. aku sudah terlanjur jatuh ke dalam lubang yang sangat dalam ini akibat keindahan menyesatkan itu, yang perlu aku lakukan saat ini hanya mencari cara untuk merubah lubang dalam yang gelap ini menjadi terang dan nyaman.
hari esok akan kulalui di dalam lubang gelap yang nantinya akan aku ubah menjadi tempat yang nyaman. inilah resiko dari kesalahan yang telah aku perbuat, resiko dari kelemahan yang selalu menguasai diri ini. wahai lubang! mulailah untuk bersahabat denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar